Wajib Gunung Argopuro 3088 mdpl




Anggota  GCK  yang sebanyak 15 orang  telah menjalani dikjut penjurusan , dan barulah memperoleh tiket untuk bisa mengikuti wajib gunung. Gunung yang terpilih sebagai tujuan utama wajib gunung angkatan GCK adalah Gunung Argopuro 3088 mdpl yang terletak di kab. Probolinggo Jawa Timur. Pada kegiatan Wajib Gunung ini diikuti oleh 13 orang yang dibagi dalam 3 kelompok yaitu :
1.     Kelompok Arca : eky, fatma, elie, ayu, fafa   (pemandu : mas Anton)
2.    Kelompok rengganis : wafa, maria, andrie, kristin  (pemandu : mas Rahmat)
3.    Kelompok cikasur : prima, defri, ajeng, indro  (pemandu : Mas Dicky, mbak agrie)
 Adapun tujuan dari kegiatan wajib gunung Argopuro ini antara lain meliputi :
·          Sebagai pengaplikasian semua materi yang didapat selama menjadi anggota muda godipa baik saatpemberian materi, diklatsar maupun dikjut
·          Pengambilan nomer anggota geodipa (pengukuhan sebagai anggota penuh goedipa)
·          Melakukan manajemen perjalaan
·          Pengeplotan Jalur Dan Pengamatan Flora Fauna                 
Realisasi dari tujuan yang telah berhasil dijalankan adalah
·        Aplikasi materi survival dan navigasi darat
·        Pengambilan nomor dengan berhasilnya mendapatkan slayer orange
·        Managemen perjalanan yang secara umum dapat terlaksanan dengan lancer
·        Pengeplotan jalur dengan alat bantu GPS sebagai sumber koordinat utama
Upacara Wajib Gunung

Berbeda dengan format WAGU sebelumya, upacara pelepasan yang biasanya dilakukan pada hari H kali ini dilakukan pada H-1 dan berlangsung pukul 15.00.Dilanjutkan pada malam harinya, dilakukan pembagian pemandu untuk setiap kelompok.
Semoga Sukses dan Berganti Slayer
 Kegiatan packing logistik yang nantinya akan dibawa pada saat pelaksanaan wagu dilakukan di kontrakan saudara Kitri.Berbeda dengna kelompok lain, kegiatan packing kelompok kami terbilang efisien dikarenakan barang barang yang merupakan barang kelompok sudah terpenuhi. Dan yang masih menjadi kendala adalah barang barang pribadi yang selanjutnya dilengkapi keesokan harinya.


Packing At Kontrakan Wafa
 Besok kumpul di Basecamp pukul 06.30 WIB ya teman teman dan perut sudah terisi jangan lupa bawa ktp asli dan jangan sampai telat. terima kasih. (23 September 2010 – Sebuah pesan singkat untuk GCK yang akan ambil nomor anggota Geodipa setelah selesai packing 23.45).

HARI PERTAMA
Seperti yang disepakati pada malam hari, anggota kelompok wajib kumpul pada pukuk 05.00 yang kemudian dilanjutkan memindahkan carier yang sebelumnya telah di-pack ke kampus. Kereta yang kami tumpangi adalah kereta Sri tanjung dengan tarif 28 ribu setiap orangyang kemudian berangkat pukul 7. 25 dari stasiun lempuyangan dengan diantar beberapa rekan kampus.
Mumpung belum Amburadul
 Sesuai dengan yang telah direncanakan pada proposal wajib gunung , hari pertama adalah mobilisasi menuju  Besuki dengan kereta api Sritanjung dari stasiun lempuyangan menuju stasiun probolinggo. Menurut beberapa kakak angkatan, perjalanan yang akan kami lakukan paling tidak memakan waktu 10 jam ( sembari membayangkan kegiatan apa saja yang nantinya akan dilakukan di dalam kereta).
Amburadul
 Hari yang sempurna untuk dikategorikan sebagai hari yang bersejarah, dimana dukungan dari banyak hal seperti cuaca yang panas, kegiatan yang membosankan, waktu yang lama, lapar yang amat sangat hingga secara gamblang kami berpendapat bahwa “ numoak sepur ekonomi 10 jam...mampus ra kowe!!”
Makan siang kami kami dapatkan di Stasiun Gubeng dimana menunya adalah soto dan pecel madiun. Harga yang mencekik terbayarkan dengan rasa yang sangat enak. Hitunh hitung sebagai pembalasan lapar selama di kereta.
 
Stasiun Probolinggo
Jam 18.30 WIB kami sampai di stasiun probolinggo  dan langsung kami lanjutkan sholat magrib di mushola stasiun. Setelah itu kami keluar stasiun dan mencari angkot menuju besuki, namun malang tak dapat ditolak, kami kena tipu oleh seorang sopir angkot local.  Sopir menngatakan bahwa pada jam-jam sesore itu sudah tidak ada bus yang lewat depan stasiun namun Ternyata bus yang akan mengantarkan kami ke besuki juga lewat depan stasiun. Kesimpulannya kami tertipu Rp 20.000/ tiap kelompok.Perjalanan menuju Besuki, dilakukan dari Terminal Banyuangga dengan waktu tempuh  2 jam, dari pukul 20.00 – 22.00 WIB. 

Cewe turu kok ngangkang .. wkwkw
 Kami langsung menuju polsek besuki untuk mengurus perijinan lalu menuju musola kecil disamping polsek untuk menginap semalam. Untuk makan malam, kami membeli di sekitar alun-alun depan polsek. Setelah itu kami sempat packing ulang bawaan kami dan berganti baju dengan baju diklatasar.Lalu kami istirahat.

HARI KEDUA
Untuk sarapan pagi hari ini, kami memutuskan untuk memasak padahal berdasarkan rencana awal, kami seharusnya membeli makanan dari luar, akan tetapi jadwal sarapan di-changing dengan jadwal makan siang. Setelah sarapan, kegiatan kami lanjutkan dengan perjalanan menuju Barderan.
Serasa di Amerika latin
 Setibanya di Barderan, kami mendapatkan masalah baru karena prosedur pendakian sangatla  rumit sehingga kami  terpaksa delay beberapa jam. Barulah sekitar jam 11 siang perizinan baru selesai. Sehubungan dengan belum adanya subjek yang pernah ke Gunung Argopuro termasuk juga pemandu kami maka kami ditempatkan di urutan ke dua.Barulah jam 11.30 WIB kami berangkat naik, sekitar jam 13.20 kami berhenti sejenak untuk beristirahat dan solat dhuhur di pos I, dari situ kami dapat saling melihat dengan kelompok I dan kelompok II yang rupanya belum terlalu jauh dari tempat kami beristirahat. Sekitar jam 13. 40 kami melanjutkan perjalanan menuju camp Mata Air Satu.
Full Team
 Jalan menuju camp Mata Air Satu lumayan menguras tenaga. Target hari ini adalah tiba di Pos Mata Air I. Sayangnya, karena banyak hal, maka kami hanya mampu mendirikan dome di lokasi yang berjarak satu jam perjalanan sebelum Pos Mata Air I. Setelah mendirikan dome, kami makan malam sesuai dengan rencana semula.

Yang menjadi obat untuk hari ini adalah anggota kelompok lain yang menanyakan kabar kami karena kelompok kami tidak bersama mereka. Malam hari ini dilakukan evaluasi yang dipimpin oleh saudara Wafa.
HARI KETIGA
Oleh karena keadaan kami tidak sesuai dengan terget pada hari sebelumnya, maka konsekuensi yang harus kami hadapai adalah bangun dan berangkat sangat pagi untuk menutupi kekurangan hari sebelumnya. Setelah sarapanyang terbatasa hanya dengan roti  kami melakukan pemanasan yang selanjutnya langsung menuju Pos Mata Air I. Kami berangkat pukul 06.30. 
Satu hal yang menjadi kendala adalah persediaan air kami yang minim sehingga kami otomatis terpacu untuk mendapatkan air. Kami tiba di Pos Mata Air I pada pukul 07.30 dan dilanjutkan dengan mengisi air dan masak. Setelah sarapan tahap 2, kami berencana melakukan perjalanan menuju Cikasur. Akan tetapi karen bertemu denngan polisi hutan,kami terpaksa menunda keberangkatan beberapa saat. Perjalanan menuju Cikasur menjadi suatu tantangan tersendiri bagi kami karana kami sudah jauh tertinggal dari dua kelompok sebelumnya. Medan yang  melewati padang savana, jalur yang naik turun, kabut yang tebal serta hujan yang lumayan deras secara tidak langsung mempengaruhi mental kami, terlebih salah satu dari anggota kami mengalami cedera.
Akhirnya kami tiba di Cikasur pukul 16.00. kami mencuci muka sesaat, dan salat di gubug yang berada di Cikasur. 



Seusai itu, kami melanjutkanperjalan menuju Cisentor. Meskipun hanya berselang 15 menit perjalanan dari dua kelompok sebelumnya, ternyata kami terhitung tertinggal jauh dari mereka. Jalur dari Cikasur – Cisentor marupakan jalur yang “ tidak manusiawi” karena ke- ekstrim-annya. Berawal dari keluar masuk hutan dan padang savana, hutan yang dipenuhi tumbangan pohon, topografi yang curam, kencangnya hembusan angin dan larutnya malam seolah menjadi situasai yang sempurna untuk menjatuhkan mental dan fisik kami. Akan tetapi karena motivasi kami yang sangat tinggi hingga akhirnya kami mampu tiba di Cisentor pada pukul 22.00.
Ritual seperti biasa dimana kami mendirikan dome, memasak dan makan malam pun dilakukan. Tapi satu hal yang menggembirakan, bahwa kami mendirikan dome di lokasi yang sama dengan kelompok lain.
HARI KEEMPAT
“”””puncak di depan mata””””””
Tidak jauh berbeda dengan Cikasur, Cisentor menawarkan air yang melimpah, selada air yang segar, kicau burung yang merdu dan tentunya sapaan sayang dari kelompok lain. Sungguh menyenangkan.
Pada hari ini, kami berencana untuk menuju puncak rengganis dan argopuro.Setelah makan pagi dan packing kami berangkat pukul 08.30 menuju puncak melewati rawa embik hanya dengan membawa barang seperlunya karena semua carier yang ada sengaja kami sembunyikan pada rerumputan yang ada di wilayah radius dekat dengan cisentor.


  Jalur Cisentor – Rawa Embik didominasi dengan hutan edelweis dan hutan cemara. Akhirnyasekitar  pukul 11.30 kami sampai di pertigaan puncak rengganis dan aropuro, disitulah PH ( mas dani dan mas imron) menunggu kedatangan kami.  Kami segera  melanjutkan perjalanan menuju puncak rengganis. Puncak Rengganis merupakan puncak putih dimana warna tersebut dikarenakan sulfur. Setelah foto-foto dan menyanyikan mars dan hymne geodipa kami segera turun untuk naik ke puncak argopuro.

Sebelum ke puncak argopuro kami singgah dulu di pertigaan yang sejuk untuk makan siang bersama. Sekitar pukul 2 siang barulah kami naik ke puncak argopuro, setelah melakukan hal yang sama yaitu foto foto dan menyanyikan mars dan hymne kami turun untuk kembali ke camp Cisentor.
HARI KELIMA
Target kami hari ini adalah Danau Taman Hidup. Sekitar pukul  8.30melanjutkan perjalanan menuju Danau Taman Hidup. Jalur Cisentor – Danau Taman Hidup didominasi oleh hutan cemara menuju Cemara Lima. Selain itu, tanaman “”JANCUK” juga mengambil andil dalan jalur ini. Bonus tersendiri apabila tersentuh tanaman ini.setibanya di Cemara Lima pukul 12.00, kami memutuskan untuk makan siang.

Perjalanan kami lanjutkan kembali dengan membelah hutan lumut. Suara hewan yang mencekam, rona hutan yang seram berhasil membius kami semua. Kami bergelut dengan hutan lumut berkisar 2 jam perjalanan. Akhirnya pada pukul 15.15 kami tiba di Danau Taman Hidup.
 Rangkaian wagu pun dimulai. Akibat kesalahan kami, kami  dihukum berendam serta push up  dalam lumpur yang ada di danau ini. Selanjutnya kami diharuskan melakukan SAR untuk menemukan slayer orange. Setelah slayer orange ditemukan, akhirnya PH memberikan nomor anggota kami dengan diiringi upacara singkat.
HARI KEENAM

 
Hari ini merupakan hari terakhir dalam rangkain wagu. Kami telah selesai bersiap untuk packing ketika serangkaian lebah menyatroni kelompok kami. Korban pun berjatuhan dan keberangkatan kami pun tertunda beberapa saat. Kami berangkat sekitar pukul 10 pagi.Selama 5 jam ke depan kami akan turun ke Bremi dengan melewati hutan dengan akar akarnya serta tumbangan pohon yang tak terhitung banyaknya.Dan sampai di bremi pada pukul 2.30. dilanjutkan makan siang disebuah warung kecil.


Beberapa rekan kami, singgah sebentar ke polsek bremi untuk memberikan laporan kepada polsek. Selanjutnya bus yang mengantarkan kami menuju stasiun probolinggo akan lewat pada jam 3.30. Hujan deras mengiringi kepulangan kami dari Bremi menuju stasiun Probolinggo.
Setelah menempuh 1,5 jam dengan bus, kami tiba distasiun sore hari menjelang magrib sekitar pukul 17.40 . Karena kereta menuju Jogja baru ada pada pagi harinya, kami memutuskan untuk menginap semalam di stasiun.



Berkat kebaikan petugas stasiun, kami dipersilakan untuk menggunakan  ruangan aula untuk beristirahat dan menyimpan carier kami. Makan malam,  kami putuskan untuk membeli makan di luar.


HARI KETUJUH (selangkah menuju jogja tercinta)
Pagi hari yang cerah mengawali perjalanan kami menuju jogja, dengan tiket seharga  Rp 28.000  kereta Logawa siap mengantarkan kami menuju stasiun Lempuyangan 10 jam kedepan. 
Seperti yang terbayangkan sebelumya, kami berjibaku dengan banyak hal yang sungguh membosankan dan menguji kesabaran. Kereta yang panas, duduk lama, waktu perjalanan yang lama, tawaran penjual makanan, nyanyian pengamen, dan banyak hal akhirnya menenmani kami.
Namun penantian panjang terbayarkan saat kami, tiba di stasiun lempuyangan pada pukul 4 sore.JOGJAAAA..
Bus menjadi alternative transportasi kami menuju kampus.Dengan harga 2500 perorang perjalanan kami sampai di bundaran teknik, dilanjutkan berjalan kaki menuju basecamp.

Komentar

  1. hallo saya dion maha siswa teknik sipil
    mohon bantuan teman-teman untuk mendownload aplikasi zmap
    teima kasih sebelunya

    BalasHapus

Posting Komentar